Adab Berinteraksi Sesama Jamaah Umrah: Menjaga Kemuliaan di Tanah Suci
Ibadah umrah bukan sekadar perjalanan fisik menuju Baitullah, melainkan juga perjalanan spiritual yang menguji kesabaran dan akhlak seseorang. Di tengah jutaan manusia yang datang dari berbagai belahan dunia dengan latar belakang budaya yang berbeda, menjaga adab sesama jamaah menjadi kunci utama agar ibadah terasa sejuk dan mabrur.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai adab berinteraksi agar harmoni tetap terjaga selama di Tanah Suci:
1. Mengedepankan Sikap Sabar dan Toleransi
Kondisi di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi seringkali sangat padat. Gesekan fisik saat tawaf atau mengantre masuk ke Raudhah adalah hal yang hampir tidak terelakkan. Dalam situasi ini, jamaah dituntut untuk tidak mudah marah. Menghargai ruang orang lain dan memberikan jalan bagi mereka yang lebih tua atau lemah adalah bentuk nyata dari penerapan adab sesama jamaah.
2. Menjaga Lisan dan Ucapan
Tanah Suci adalah tempat di mana setiap amal dilipatgandakan, termasuk menjaga lisan. Hindarilah perdebatan (jidal), mengeluh secara berlebihan, atau membicarakan keburukan rekan satu rombongan. Alih-alih mencela, gunakanlah lisan untuk berdzikir atau memberikan kalimat penyemangat kepada sesama yang mungkin sedang merasa lelah.
3. Saling Membantu dalam Kebaikan
Semangat tolong-menolong harus senantiasa hidup. Jika melihat rekan jamaah yang tersesat arah, kesulitan membawa barang, atau kehabisan air minum, jangan ragu untuk mengulurkan tangan. Tindakan kecil seperti berbagi kurma saat berbuka puasa sunnah atau memberikan tempat duduk bagi jamaah lansia merupakan cerminan akhlak mulia.
4. Menghormati Perbedaan Budaya
Anda akan bertemu dengan jamaah dari berbagai negara dengan tradisi yang unik. Mungkin ada cara berpakaian atau kebiasaan makan yang berbeda dari kita. Hindari menatap dengan sinis atau menertawakan perbedaan tersebut. Prinsip ukhuwah islamiyah mengajarkan kita bahwa semua orang beriman adalah saudara, tanpa memandang warna kulit atau bahasa.
5. Tidak Mengganggu Kekhusyukan Orang Lain
Saat berada di dalam masjid, hindarilah berbicara dengan suara keras, apalagi menggunakan ponsel secara berlebihan untuk hal yang tidak darurat. Pastikan kita tidak melintasi orang yang sedang shalat (sutrah) dan menjaga ketenangan agar orang lain bisa berdoa dengan khusyuk.
Pesan Utama: Umrah adalah madrasah akhlak. Keberhasilan ibadah kita tidak hanya diukur dari sempurnanya rukun tawaf dan sa'i, tetapi juga dari seberapa baik kita memperlakukan tamu-tamu Allah lainnya.
Dengan menjaga adab sesama jamaah, kita tidak hanya menjaga kenyamanan bersama, tetapi juga menjaga kesucian ibadah kita dari hal-hal yang dapat mengurangi pahalanya. Semoga kita semua menjadi tamu Allah yang beradab dan pulang membawa perubahan positif dalam diri.

Kesimpulan: Menjemput Ridha Allah Melalui Akhlak Mulia
Sebagai penutup, penting untuk disadari bahwa ibadah umrah adalah momentum singkat yang sangat berharga. Menjaga adab sesama jamaah bukan sekadar tentang etika sosial, melainkan manifestasi dari iman yang ada di dalam dada. Ketika kita mampu menekan ego, bersabar atas ketidaknyamanan, dan memberikan kemudahan bagi orang lain, sesungguhnya kita sedang memuliakan Allah melalui pemuliaan terhadap tamu-tamu-Nya.
Kesalehan seorang jamaah tidak hanya terlihat dari seberapa sering ia mencium Hajar Aswad, tetapi juga dari seberapa aman orang-orang di sekitarnya dari gangguan lisan dan tangannya. Dengan menjaga adab, suasana persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) akan tercipta dengan indah, menjadikan perjalanan ibadah ini bukan hanya tentang pembersihan dosa, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang lebih baik sekembalinya ke tanah air.
