Mitos dan Fakta Seputar Umrah: Meluruskan Pemahaman untuk Ibadah yang Lebih Khusyuk

Kategori : Umrah, Ditulis pada : 18 Desember 2025, 09:56:04

Melaksanakan ibadah umrah merupakan impian bagi setiap Muslim. Berbeda dengan haji yang memiliki waktu khusus, umrah bisa dilaksanakan kapan saja sepanjang tahun. Namun, seiring dengan tingginya antusiasme masyarakat, berkembang pula berbagai anggapan, tradisi, hingga mitos umrah yang seringkali membuat calon jemaah merasa bingung atau bahkan khawatir secara berlebihan.

Penting bagi kita untuk membedakan mana yang merupakan syariat agama dan mana yang sekadar mitos atau tradisi budaya. Memahami fakta di balik mitos-mitos tersebut akan membantu jemaah fokus pada esensi ibadah dan menghindari beban mental yang tidak perlu. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai mitos dan fakta seputar umrah.

Mitos Umrah.png

1. Mitos: Umrah Harus Menunggu Panggilan atau "Hidayah" Khusus

Banyak orang menunda mendaftar umrah karena merasa belum mendapatkan "panggilan" atau merasa diri belum cukup suci untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci.

  • Faktanya: Ibadah umrah adalah perintah agama bagi mereka yang mampu secara fisik dan finansial. Panggilan Allah sebenarnya sudah ada dalam bentuk kemampuan (istitha'ah) yang Anda miliki saat ini. Menunggu menjadi "sempurna" sebelum berangkat justru bisa menghambat Anda melakukan amal saleh. Niatkan umrah sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan menjemput hidayah tersebut di Baitullah.

2. Mitos: Wanita yang Sedang Haid Tidak Boleh Berangkat Umrah

Ada kekhawatiran besar di kalangan jemaah wanita bahwa jika mereka datang bulan (menstruasi) saat jadwal keberangkatan, maka ibadah mereka batal atau sia-sia.

  • Faktanya: Wanita yang sedang haid tetap boleh berangkat dan melakukan perjalanan umrah. Mereka hanya dilarang melakukan Tawaf (mengelilingi Ka'bah) dan salat. Jemaah wanita tetap bisa melakukan niat ihram, wukuf (jika haji), serta memperbanyak zikir dan doa. Jika haid belum selesai hingga jadwal pulang, biasanya jemaah akan berkonsultasi dengan pembimbing ibadah untuk penggunaan obat penunda haid atau prosedur fikih lainnya yang mempermudah.

3. Mitos: Harus Hafal Semua Doa dalam Bahasa Arab

Beberapa calon jemaah merasa terbebani karena merasa harus menghafal buku doa yang tebal dalam bahasa Arab agar umrahnya mabrur.

  • Faktanya: Allah Maha Mengetahui segala bahasa. Memang lebih utama membaca doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW, namun jika Anda tidak hafal, Anda boleh berdoa dengan bahasa ibu (bahasa Indonesia atau daerah) dengan penuh kesungguhan. Hal yang paling utama dalam doa adalah kekhusyukan dan pemahaman akan apa yang diminta, bukan sekadar kelancaran melafalkan bahasa yang tidak dimengerti maknanya.

4. Mitos: Melihat Ka’bah Pertama Kali Pasti Menangis atau Pingsan

Sering terdengar cerita bahwa setiap orang yang melihat Ka'bah untuk pertama kali pasti akan menangis tersedu-sedu atau bahkan pingsan karena energi spiritual yang besar.

  • Faktanya: Respons emosional setiap individu berbeda-beda. Ada yang menangis karena haru, namun ada juga yang merasa tenang, damai, atau bahkan terpaku dalam kekaguman tanpa mengeluarkan air mata. Tidak menangis bukan berarti ibadah Anda tidak diterima atau Anda tidak memiliki iman yang kuat. Fokuslah pada rasa syukur karena telah sampai di depan rumah Allah.

5. Mitos: Mencium Hajar Aswad adalah Kewajiban Umrah

Banyak jemaah yang memaksakan diri, bahkan hingga saling sikut dan menyakiti orang lain, demi bisa mencium Hajar Aswad.

  • Faktanya: Mencium Hajar Aswad adalah sunnah, sedangkan menjaga keselamatan diri sendiri dan tidak menyakiti sesama Muslim adalah wajib. Jika kondisi sangat padat, cukup memberikan isyarat (istilam) dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad sambil mengecup telapak tangan. Ibadah Anda tetap sah dan sempurna tanpa harus menciumnya secara langsung jika kondisinya membahayakan.

6. Mitos: Belanja di Tanah Suci Mengurangi Pahala Umrah

Ada anggapan bahwa jika kita terlalu banyak belanja oleh-oleh, maka pahala umrah kita akan berkurang atau hilang.

  • Faktanya: Berbelanja atau berniaga di Tanah Suci hukumnya mubah (boleh), selama tidak melalaikan waktu ibadah wajib dan tidak dilakukan saat mengenakan kain ihram (terkait larangan tertentu). Memberikan oleh-oleh kepada keluarga dan tetangga dengan niat berbagi kebahagiaan justru bisa bernilai sedekah. Kuncinya adalah manajemen waktu; utamakan ibadah di masjid, baru kemudian berbelanja secukupnya.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara mitos umrah dan fakta syariat sangat penting agar perjalanan spiritual Anda berjalan lancar. Ibadah umrah bukan tentang mengikuti tren atau tradisi yang tidak berdasar, melainkan tentang ketulusan hati mengikuti tuntunan Rasulullah SAW. Dengan bekal ilmu yang benar, Anda bisa menjalankan setiap rukun umrah dengan lebih tenang dan percaya diri.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mempersiapkan keberangkatan ke Tanah Suci. Semoga umrah Anda menjadi umrah yang makbul dan membawa perubahan positif dalam hidup.

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://safar.co.id