Panduan Lengkap Cara Mengerjakan Haji Tamattu: Memaksimalkan Ibadah di Tanah Suci

Kategori : Haji, Ditulis pada : 30 Juni 2025, 20:57:02

Ibadah haji adalah puncak dari rukun Islam, sebuah perjalanan spiritual yang sangat diidamkan oleh setiap Muslim. Dari tiga jenis haji — Ifraad, Qiran, dan Tamattu — Haji Tamattu adalah jenis yang paling banyak dipilih dan sering direkomendasikan, terutama bagi jamaah dari Indonesia. Popularitasnya tak lepas dari kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkannya. Memahami cara mengerjakan haji tamattu dengan benar dan urut adalah kunci untuk memastikan ibadah Anda sah dan mabrur. Artikel ini akan membimbing Anda melalui setiap tahapan Haji Tamattu, mulai dari niat hingga selesai seluruh rangkaian ibadah.


 

Mengenal Haji Tamattu: Fleksibilitas dalam Satu Perjalanan

 

Sebelum membahas detail cara mengerjakan haji tamattu, mari kita pahami definisinya. Haji Tamattu adalah jenis haji di mana jamaah melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu, kemudian melepaskan ihram (bertahallul), lalu berihram kembali untuk melaksanakan ibadah haji, semuanya dalam satu rangkaian perjalanan di tahun yang sama. Nama "Tamattu" sendiri berarti "bersenang-senang" atau "bersantai," mengacu pada jeda antara umrah dan haji di mana jamaah bebas dari larangan ihram.

Haji Tamattu sangat populer karena beberapa alasan:

  1. Kemudahan: Setelah selesai umrah, jamaah bisa beristirahat, mandi, dan mengenakan pakaian biasa hingga tiba waktu pelaksanaan haji. Ini mengurangi beban fisik dan mental yang diakibatkan oleh larangan ihram yang ketat.

  2. Dua Pahala: Dengan menunaikan umrah dan haji dalam satu kesempatan, jamaah berpotensi mendapatkan pahala kedua ibadah tersebut.

  3. Anjuran Nabi SAW: Nabi Muhammad SAW menganjurkan Haji Tamattu bagi umatnya yang tidak membawa hadyu (hewan kurban) dari miqat.


 

Cara Mengerjakan Haji Tamattu: Tahapan Ibadah

 

Berikut adalah panduan lengkap cara mengerjakan haji tamattu:

 

Tahap 1: Pelaksanaan Umrah Tamattu (Sebelum Hari Haji)

 

Rangkaian umrah ini bisa dilaksanakan segera setelah tiba di Makkah atau beberapa hari sebelum puncak haji.

  1. Niat Umrah dan Berihram dari Miqat:

    • Persiapan Ihram: Mandi ihram, memakai wangi-wangian (sebelum ihram), dan memakai pakaian ihram (dua lembar kain putih tidak berjahit bagi laki-laki, pakaian syar'i yang menutup aurat kecuali wajah dan telapak tangan bagi wanita).

    • Miqat: Jamaah berniat ihram di miqat yang telah ditentukan. Bagi jamaah dari Indonesia yang tiba di Madinah, miqatnya adalah Bir Ali (Dzulhulaifah). Jika langsung menuju Jeddah dengan pesawat, niat ihram dilakukan di atas pesawat saat melintasi miqat.

    • Niat Umrah: Ucapkan niat di dalam hati, misalnya: "Labbaikallahumma ‘umratan" (Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk umrah). Atau, "Nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta‘ala" (Aku niat umrah dan berihram dengannya karena Allah Ta’ala).

    • Talbiyah: Setelah berniat, mulai membaca talbiyah: "Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, la syarika lak." (Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat serta kekuasaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu). Talbiyah dibaca terus-menerus hingga akan memulai tawaf.

  2. Tawaf Umrah:

    • Setibanya di Masjidil Haram, langsung menuju Ka'bah.

    • Memulai Tawaf: Berdiri sejajar dengan Hajar Aswad (sudut Ka'bah yang hitam), menghadap Ka'bah, kemudian bergeser sedikit ke kanan agar Ka'bah berada di sisi kiri. Angkat tangan kanan sejajar bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan memulai putaran pertama.

    • Jumlah Putaran: Melakukan tujuh putaran mengelilingi Ka'bah. Tiga putaran pertama dianjurkan berjalan cepat (ramal) bagi laki-laki jika memungkinkan, empat putaran sisanya berjalan biasa.

    • Doa dan Zikir: Perbanyak doa dan zikir selama tawaf. Dianjurkan membaca "Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar" di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.

    • Salat Sunah Tawaf: Setelah selesai tawaf, salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan) atau di mana saja di Masjidil Haram.

  3. Sa'i Umrah:

    • Setelah salat sunah tawaf, menuju Bukit Safa.

    • Memulai Sa'i: Naik ke Bukit Safa, menghadap Ka'bah, membaca takbir dan doa.

    • Jumlah Putaran: Berjalan dari Safa ke Marwah (dihitung satu putaran), lalu dari Marwah kembali ke Safa (dihitung putaran kedua), dan seterusnya hingga tujuh putaran. Perjalanan berakhir di Bukit Marwah.

    • Harwalah: Bagi laki-laki, dianjurkan berlari kecil di antara dua tanda lampu hijau saat Sa'i.

    • Doa dan Zikir: Perbanyak doa dan zikir selama Sa'i.

  4. Tahallul (Gunting Rambut):

    • Setelah Sa'i selesai, jamaah melakukan tahallul (memotong rambut) untuk melepas ihram.

    • Laki-laki: Dianjurkan mencukur seluruh rambut kepala (halq) atau memendekkannya minimal seujung jari (taqshir). Mencukur habis lebih utama.

    • Wanita: Cukup memotong rambut sepanjang ruas jari dari ujung rambut.

    • Dengan tahallul ini, rangkaian umrah selesai, dan jamaah bebas dari larangan ihram. Mereka bisa mengenakan pakaian biasa dan melakukan aktivitas normal hingga tiba waktu haji.

 

Tahap 2: Pelaksanaan Haji (Mulai 8 Dzulhijjah)

 

Ini adalah inti dari ibadah haji, dimulai menjelang puncak haji.

  1. Niat Haji dan Berihram Kembali (8 Dzulhijjah - Hari Tarwiyah):

    • Pada tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah kembali berihram untuk haji.

    • Tempat Berihram: Dari penginapan masing-masing di Makkah. Lakukan mandi ihram, memakai pakaian ihram, dan memakai wangi-wangian (sebelum ihram).

    • Niat Haji: Niatkan dalam hati: "Labbaikallahumma hajjan" (Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk haji). Atau, "Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta‘ala" (Aku niat haji dan berihram dengannya karena Allah Ta’ala).

    • Setelah niat, mulai membaca talbiyah hingga melontar Jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah.

  2. Menuju Mina (8 Dzulhijjah):

    • Setelah berihram, jamaah bergerak menuju Mina.

    • Mabit (bermalam) di Mina hingga menjelang Subuh 9 Dzulhijjah, melaksanakan salat Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya (dijamak qashar), dan Subuh.

  3. Wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah):

    • Setelah salat Subuh di Mina, bergerak menuju Padang Arafah.

    • Rukun Haji Paling Penting: Wukuf di Arafah dimulai sejak tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur) hingga terbenam matahari pada 9 Dzulhijjah.

    • Selama wukuf, perbanyak doa, zikir, istigfar, membaca Al-Qur'an, dan salat. Ini adalah waktu mustajab doa.

    • Salat Dzuhur dan Ashar dilaksanakan secara jamak takdim dan qashar di Arafah.

  4. Mabit di Muzdalifah (Malam 10 Dzulhijjah):

    • Setelah matahari terbenam di Arafah, bergerak menuju Muzdalifah.

    • Mabit (bermalam) di Muzdalifah hingga tengah malam atau sebelum terbit fajar 10 Dzulhijjah.

    • Disarankan mengumpulkan kerikil (sekitar 49 atau 70 butir) untuk melontar jumrah di sini.

    • Salat Magrib dan Isya dijamak takhir dan diqashar.

  5. Melontar Jumrah Aqabah (10 Dzulhijjah - Hari Raya Idul Adha):

    • Setelah Subuh di Muzdalifah, kembali ke Mina.

    • Melontar 7 kerikil ke Jumrah Aqabah (Jumrah Kubra). Setelah melontar, menghentikan bacaan talbiyah.

  6. Tahallul Awal (Setelah Melontar Jumrah Aqabah):

    • Setelah melontar Jumrah Aqabah, jamaah melakukan tahallul awal.

    • Bagi laki-laki mencukur seluruh rambut kepala (halq) atau memendekkannya (taqshir). Wanita memotong ujung rambut.

    • Dengan tahallul awal, jamaah sudah boleh melepas pakaian ihram, mengenakan pakaian biasa, dan sebagian larangan ihram sudah gugur (kecuali berhubungan suami istri).

    • Pembayaran Dam (Denda): Jamaah Haji Tamattu wajib menyembelih hadyu (dam) sebagai denda karena mengambil kemudahan. Ini bisa berupa satu ekor kambing atau sepertujuh dari unta/sapi.

  7. Tawaf Ifadah dan Sa'i Haji:

    • Setelah tahallul awal, jamaah kembali ke Makkah untuk Tawaf Ifadah (rukun haji).

    • Melakukan Tawaf Ifadah tujuh putaran (sama seperti tawaf umrah).

    • Setelah Tawaf Ifadah, jika belum Sa'i saat umrah atau ingin mengulanginya, lakukan Sa'i Haji tujuh putaran. Jika sudah Sa'i saat umrah dan tidak ingin mengulang, maka tidak perlu Sa'i lagi.

    • Dengan Tawaf Ifadah dan Sa'i Haji, tahallul tsani (tahallul kedua) terjadi, dan semua larangan ihram gugur, termasuk hubungan suami istri.

  8. Mabit di Mina dan Melontar Jumrah (11, 12, 13 Dzulhijjah - Hari Tasyriq):

    • Kembali ke Mina untuk mabit (bermalam).

    • Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, melontar ketiga jumrah (Ula, Wustha, Aqabah) masing-masing 7 kerikil setelah waktu Dzuhur.

    • Nafar Awal: Jika ingin cepat, bisa meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah sebelum terbenam matahari setelah melontar jumrah.

    • Nafar Tsani: Jika ingin sempurna (lebih utama), bermalam lagi di Mina dan melontar ketiga jumrah pada 13 Dzulhijjah setelah Dzuhur, lalu meninggalkan Mina.

 

Tahap Akhir:

 

  • Tawaf Wada' (Tawaf Perpisahan):

    • Ini adalah tawaf terakhir yang wajib dilakukan oleh jamaah haji sebelum meninggalkan Makkah untuk kembali ke negaranya.

    • Setelah Tawaf Wada', jamaah tidak boleh lagi menginap di Makkah kecuali untuk keperluan sebentar.


cara mengerjakan haji tamattu.png

Kesimpulan

 

Cara mengerjakan haji tamattu memang melibatkan dua rangkaian ibadah (umrah dan haji) dalam satu perjalanan, namun dengan jeda tahallul di antaranya yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi jamaah. Dengan memahami setiap rukun, wajib, dan sunahnya secara cermat, serta mengikuti panduan ini, insya Allah Anda dapat menunaikan Haji Tamattu dengan sempurna dan meraih haji mabrur. Semoga Allah SWT menerima ibadah haji Anda.



#hajitamattu #niathajitamattu #hajitamattuadalah

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://safar.co.id